KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga Makalah yang berjudul “Interferensi bahasa ” pada mata kuliah Sosiolinguistik dapat terselesaikan. Dan saya berterima kasih kepada bapak Nurwachid S.Pd.,M.Pd selaku dosen mata kuliah Sosiolinguistik
yang telah
memberikan tugas ini kepada saya. Dalam
makalah ini saya membahas
mengenai Interferensi
bahasa”. Makalah ini saya susun dengan
tujuan untuk mengetahui apa itu interferensi
bahasa.
Semoga
dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai interferensi
bahasa. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih minimnya sumber
bacaan penulis,oleh karena itu sangat dibutuhkan saran dari pembaca.
Demikian pengantar ini semoga makalah yang saya buat ini
bermanfaat pada mahasiswa yang membaca.
Polewali, 16 November 2015
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Interferensi menurut para ahli............................................ 2
B. Jenis-jenis
interfernsi........................................................... 3
1. Interferensi
fonologi........................................................ 3
2. Interferensi
morfologi..................................................... 4
3. Interferensi
sintaksis....................................................... 4
4. Interferensi
semantik...................................................... 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 6
Daftar
Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Bahasa selalu mengalami perkembangan
dan perubahan. Perkembangan dan perubahan itu terjadi karena adanya perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya. Perkembangan bahasa yang cukup pesat terjadi pada
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontak pada bidang politik, ekonomi,
ilmu pengetahuan, dan lainnya dapat menyebabkan suatu bahasa terpengaruh oleh
bahasa yang lain. Proses saling mempengaruhi antara bahasa yang satu dengan
bahasa yang lain tidak dapat dihindarkan. Bahasa sebagai bagian integral
kebudayaan tidak dapat lepas dari masalah di atas. Saling mempengaruhi
antarbahasa pasti terjadi, misalnya kosakata bahasa yang bersangkutan,
mengingat kosakata itu memiliki sifat terbuka.
Menurut Weinrich (dalam Chaer dan
Agustina 1995:159) kontak bahasa merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa oleh
penutur yang sama secara bergantian. Dari kontak bahasa itu terjadi transfer
atau pemindahan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain yang mencakup
semua tataran. Sebagai konsekuensinya, proses pinjam meminjam dan saling
mempengaruhi terhadap unsur bahasa yang lain tidak dapat dihindari. Suwito
(1985:39-40) mengatakan bahwa apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara
bergantian oleh penutur yang sama, dapat dikatakan bahwa bahasa tesebut dalam
keadaan saling kontak. Dalam setiap kontak bahasa terjadi proses saling
mempengaruhi antara bahasa satu dengan bahasa yang lain. Sebagai akibatnya,
interferensi akan muncul, baik secara lisan maupun tertulis.
Adanya kedwibahasaan juga akan menimbulkan adanya interferensi dan integrasi
bahasa. Interferensi bahasa yaitu penyimpangan norma kebahasaan yang terjadi
dalam ujaran dwibahasawan karena keakrabannya terhadap lebih dari satu bahasa,
yang disebabkan karena adanya kontak bahasa.
B. Rumusan
Masalah
1. apa itu interferensi ?
2. apa saja jenis-jenis
interferensi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Interferensi menurut para ahli
Alwasilah (1985:131) mengetengahkan
pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa
interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan
membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup
pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra
(1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan,
bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata
(morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna
(semantik) (Suwito,1985:55).
Interferensi, menurut Nababan
(1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya
kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek
kedua. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan bahwa
interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau
lebih.
Menurut pendapat Chaer (1998:159)
interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya
perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa
tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang
bilingual. Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam menggunakan
suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. Serpihan-serpihan klausa
dari bahasa lain dalam suatu kalimat bahasa lain juga dapat dianggap sebagai
peristiwa interferensi. Sedangkan, menurut Hartman dan Stonk dalam Chair
(1998:160) interferensi terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan
ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua.
Abdulhayi (1985:8) mengacu pada
pendapat Valdman (1966) merumuskan bahwa interferensi merupakan hambatan
sebagai akibat adanya kebiasaan pemakai bahasa ibu (bahasa pertama) dalam
penguasaan bahasa yang dipelajari (bahasa kedua). Sebagai konsekuensinya,
terjadi transfer atau pemindahan unsur negatif dari bahasa ibu ke dalam bahasa
sasaran.
Pendapat lain mengenai interferensi
dikemukakan oleh Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian interferensi
berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk, bahwa interferensi merupakan kekeliruan
yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu
bahasa terhadap bahasa lain mencakupi pengucapan satuan bunyi, tata bahasa dan
kosakata. Suhendra Yusuf (1994:67) menyatakan bahwa faktor utama yang dapat
menyebabkan interferensi antara lain perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Perbedaan itu tidak hanya dalam struktur bahasa melainkan juga keragaman
kosakata.
Pengertian lain dikemukakan oleh
Jendra (1995:187) menyatakan bahwa interferensi sebagai gejala penyusupan
sistem suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Interferensi timbul karena
dwibahasawan menerapkan sistem satuan bunyi (fonem) bahasa pertama ke dalam
sistem bunyi bahasa kedua sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan atau
penyimpangan pada sistem fonemik bahasa penerima.
B. Jenis-jenisinterferensi
1.
Interferensi fonologi
Interfensi fonologi terjadi apabiala penutur
mengungkapkan kata-kata dari suatu bahasa dengan menyisipkan bunyi-bunyi
bahsasa dari bahasa lain. interferensi fonologis di bedakan menjadi dua macam
,yaitu interfensi fonologis pengurangan huruf
dan interfernsi penggantian huruf.
*Contoh:
Slalu=selalu Adek=adik
Ama=sama Rame=ramai
Smua=semua Cayang=sayang
*Contoh Interferensi dalam bahasa Bugis
Ikang=ikan Makang=makan
Galong=galon Salong=salon
Pesan=pesang Cerming=cermin
Drum=derong Lamari=lemari
2.
Interferensi morfologi
Interferenai
morfologi terjadi apabila pembentukan kata suatu bahasa menyerap afiks-afiks
bahasa lain. Penyimpangan struktur itu terjadi kontak bahasa antar bahasa yang
sedang diucapkan (bahasa indonesia) dengan bahasa lain yang dikuasainya (bahasa
dareah atau bahasa asing).
*Contoh
Ketabrak=tertabrak Kedorong=terdorong
Kemurahan=terlalu
murah Ngedongkrak=mendongkrak
Ngebuntutin=membuntuti Dijatihin=dijatuhi
Kepukul=terpukul Dipindah=dipindahkan
Menanyai=bertanya
*Contoh Interferensi Morfologi dalam bahasa Bugis
Janganki Apata
Mauki Siapaji
Biarmi Nantipi
3.
Interfernsi sintaksis
Interferensi
sintaksis terjadi apabila struktur bahasa lain (bahasa daerah,bahasa asing dan
bahasa gaul) digunakan dalam pembentukan kalimat bahasa yang digunakan.
Penyerapan
unsur kalimatnya dapat berupa kata,frasa dan klausa. Interferensi ini tampak
jelas pada peristiwa campur kode.
*Contoh
Mereka
akan merried tahun depan
Ani
memakai baju pink
So far
aku baik-baik saja
Bdw
kemana saja kamu kemarin ?
Mobilnya
ayahnya Ririn kemarin ditabrak
4.
Interferensi semantis
Interferensi
Semantik terjadi dalam bidang tata makna.
*Contohnya
Penampilanya
sungguh keren
Teman-temanku
begitu gokil
Suasana
hatinya sedang galau
Apa
kabar bro !
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Interfensi fonologi terjadi apabiala penutur
mengungkapkan kata-kata dari suatu bahasa dengan
menyisipkan bunyi-bunyi bahsasa dari bahasa lain. interferensi fonologis di
bedakan menjadi dua macam ,yaitu interfensi fonologis pengurangan huruf dan interfernsi penggantian
huruf.
Interferenai
morfologi terjadi apabila pembentukan kata suatu bahasa menyerap afiks-afiks
bahasa lain. Penyimpangan struktur itu terjadi kontak bahasa antar bahasa yang
sedang diucapkan (bahasa indonesia) dengan bahasa lain yang dikuasainya (bahasa
dareah atau bahasa asing).
Interferensi
sintaksis terjadi apabila struktur bahasa lain (bahasa daerah,bahasa asing dan
bahasa gaul) digunakan dalam pembentukan kalimat bahasa yang digunakan.
Interferensi
Semantik terjadi dalam tata makna
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. 1985. Beberapa
Madhab dan dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian
Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
____________.2007. Linguistik
Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Jendra. I Wayan. 1991. Dasar-Dasar Sosiolinguistik.
Denpasar: Ikayana.
Kridalaksana, Harimurti. 1985. Tata Bahasa
Deskripsi Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis.
Yogyakarta: CV Karyono.
saya kira ini interferensi fisika :D
BalasHapus