Sabtu, 28 November 2015

Jenis-jenis interferensi



KATA PENGANTAR

         Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah yang berjudul “Interferensi bahasa ” pada mata kuliah Sosiolinguistik dapat terselesaikan. Dan saya berterima kasih kepada bapak Nurwachid S.Pd.,M.Pd selaku dosen mata kuliah Sosiolinguistik yang telah memberikan tugas ini kepada saya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai Interferensi bahasa”. Makalah ini saya susun dengan tujuan untuk mengetahui apa itu interferensi bahasa.
         Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai interferensi bahasa. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih minimnya sumber bacaan penulis,oleh karena itu sangat dibutuhkan saran dari pembaca.
         
Demikian pengantar ini semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat pada mahasiswa yang membaca.

Polewali, 16 November  2015

Penyusun     
                               







i
DAFTAR ISI
                                                                   
Kata  Pengantar.................................................................................. i
Daftar  Isi........................................................................................... ii
BAB  I  PENDAHULUAN
A.   Latar  Belakang.................................................................... 1
B.   Rumusan  Masalah............................................................... 1
BAB  II  PEMBAHASAN
A.   Interferensi  menurut para ahli............................................ 2
B.   Jenis-jenis interfernsi........................................................... 3
1.     Interferensi fonologi........................................................ 3
2.     Interferensi morfologi..................................................... 4
3.     Interferensi sintaksis....................................................... 4
4.     Interferensi semantik...................................................... 5
BAB  III  PENUTUP
A.   Kesimpulan......................................................................... 6

Daftar Pustaka













ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Bahasa selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan dan perubahan itu terjadi karena adanya perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Perkembangan bahasa yang cukup pesat terjadi pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontak pada bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lainnya dapat menyebabkan suatu bahasa terpengaruh oleh bahasa yang lain. Proses saling mempengaruhi antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak dapat dihindarkan. Bahasa sebagai bagian integral kebudayaan tidak dapat lepas dari masalah di atas. Saling mempengaruhi antarbahasa pasti terjadi, misalnya kosakata bahasa yang bersangkutan, mengingat kosakata itu memiliki sifat terbuka.
Menurut Weinrich (dalam Chaer dan Agustina 1995:159) kontak bahasa merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa oleh penutur yang sama secara bergantian. Dari kontak bahasa itu terjadi transfer atau pemindahan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain yang mencakup semua tataran. Sebagai konsekuensinya, proses pinjam meminjam dan saling mempengaruhi terhadap unsur bahasa yang lain tidak dapat dihindari. Suwito (1985:39-40) mengatakan bahwa apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang sama, dapat dikatakan bahwa bahasa tesebut dalam keadaan saling kontak. Dalam setiap kontak bahasa terjadi proses saling mempengaruhi antara bahasa satu dengan bahasa yang lain. Sebagai akibatnya, interferensi akan muncul, baik secara lisan maupun tertulis.
Adanya kedwibahasaan juga akan menimbulkan adanya interferensi dan integrasi bahasa. Interferensi bahasa yaitu penyimpangan norma kebahasaan yang terjadi dalam ujaran dwibahasawan karena keakrabannya terhadap lebih dari satu bahasa, yang disebabkan karena adanya kontak bahasa.

B.  Rumusan Masalah
            1. apa itu interferensi ?
            2. apa saja jenis-jenis interferensi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Interferensi menurut para ahli
Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan, bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna (semantik) (Suwito,1985:55).
Interferensi, menurut Nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih.
Menurut pendapat Chaer (1998:159) interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam menggunakan suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. Serpihan-serpihan klausa dari bahasa lain dalam suatu kalimat bahasa lain juga dapat dianggap sebagai peristiwa interferensi. Sedangkan, menurut Hartman dan Stonk dalam Chair (1998:160) interferensi terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua.
Abdulhayi (1985:8) mengacu pada pendapat Valdman (1966) merumuskan bahwa interferensi merupakan hambatan sebagai akibat adanya kebiasaan pemakai bahasa ibu (bahasa pertama) dalam penguasaan bahasa yang dipelajari (bahasa kedua). Sebagai konsekuensinya, terjadi transfer atau pemindahan unsur negatif dari bahasa ibu ke dalam bahasa sasaran.
Pendapat lain mengenai interferensi dikemukakan oleh Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk, bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakupi pengucapan satuan bunyi, tata bahasa dan kosakata. Suhendra Yusuf (1994:67) menyatakan bahwa faktor utama yang dapat menyebabkan interferensi antara lain perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Perbedaan itu tidak hanya dalam struktur bahasa melainkan juga keragaman kosakata.
Pengertian lain dikemukakan oleh Jendra (1995:187)  menyatakan bahwa interferensi sebagai gejala penyusupan sistem suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Interferensi timbul karena dwibahasawan menerapkan sistem satuan bunyi (fonem) bahasa pertama ke dalam sistem bunyi bahasa kedua sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan atau penyimpangan  pada sistem fonemik bahasa penerima.
B.     Jenis-jenisinterferensi
1.       Interferensi  fonologi
Interfensi  fonologi terjadi apabiala penutur mengungkapkan kata-kata dari suatu bahasa dengan menyisipkan bunyi-bunyi bahsasa dari bahasa lain. interferensi fonologis di bedakan menjadi dua macam ,yaitu interfensi fonologis  pengurangan huruf dan interfernsi penggantian huruf.
*Contoh:
Slalu=selalu                 Adek=adik
Ama=sama                  Rame=ramai
Smua=semua               Cayang=sayang
*Contoh  Interferensi dalam bahasa Bugis
Ikang=ikan                  Makang=makan
Galong=galon             Salong=salon
Pesan=pesang              Cerming=cermin
Drum=derong             Lamari=lemari
2.      Interferensi morfologi
Interferenai morfologi terjadi apabila pembentukan kata suatu bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain. Penyimpangan struktur itu terjadi kontak bahasa antar bahasa yang sedang diucapkan (bahasa indonesia) dengan bahasa lain yang dikuasainya (bahasa dareah atau bahasa asing).
*Contoh
Ketabrak=tertabrak                             Kedorong=terdorong
Kemurahan=terlalu murah                  Ngedongkrak=mendongkrak
Ngebuntutin=membuntuti                  Dijatihin=dijatuhi
Kepukul=terpukul                               Dipindah=dipindahkan
Menanyai=bertanya
*Contoh  Interferensi Morfologi dalam bahasa Bugis
Janganki                                  Apata
Mauki                                      Siapaji
Biarmi                                     Nantipi
3.      Interfernsi sintaksis
Interferensi sintaksis terjadi apabila struktur bahasa lain (bahasa daerah,bahasa asing dan bahasa gaul) digunakan dalam pembentukan kalimat bahasa yang digunakan.
Penyerapan unsur kalimatnya dapat berupa kata,frasa dan klausa. Interferensi ini tampak jelas pada peristiwa campur kode.
*Contoh
Mereka akan merried tahun depan
Ani memakai baju pink
So far aku baik-baik saja
Bdw kemana saja kamu kemarin ?
Mobilnya ayahnya Ririn kemarin ditabrak

4.      Interferensi semantis
Interferensi Semantik terjadi dalam bidang tata makna.
*Contohnya
Penampilanya sungguh keren
Teman-temanku begitu gokil
Suasana hatinya sedang galau
Apa kabar bro !


















BAB  III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Interfensi  fonologi terjadi apabiala penutur mengungkapkan kata-kata dari                  suatu bahasa dengan menyisipkan bunyi-bunyi bahsasa dari bahasa lain. interferensi fonologis di bedakan menjadi dua macam ,yaitu interfensi fonologis  pengurangan huruf dan interfernsi penggantian huruf.
Interferenai morfologi terjadi apabila pembentukan kata suatu bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain. Penyimpangan struktur itu terjadi kontak bahasa antar bahasa yang sedang diucapkan (bahasa indonesia) dengan bahasa lain yang dikuasainya (bahasa dareah atau bahasa asing).
Interferensi sintaksis terjadi apabila struktur bahasa lain (bahasa daerah,bahasa asing dan bahasa gaul) digunakan dalam pembentukan kalimat bahasa yang digunakan.
Interferensi Semantik terjadi dalam tata makna












DAFTAR PUSTAKA


Alwasilah, A. Chaedar. 1985. Beberapa Madhab dan dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa.

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

____________.2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Jendra. I Wayan. 1991. Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Denpasar: Ikayana.

Kridalaksana, Harimurti. 1985. Tata Bahasa Deskripsi Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.




Minggu, 13 September 2015

makalah causative


BAB I
ANTECEDENT
A.Background
Seperti yang diketahui bahwa Causative verb itu menunjukkan seseorang  atau sesuatu secara tidak langsung bertanggung jawab terhadap sebuah tindakan . Subjek tidak melakukan tindakan itu sendiri,tetapi justru menyebabkan seseorang atau sesuatu yang lain melakukannya. (Causative verbs are used to indicate that one person causes another person to do something for them. The true causative verbs are: have, get and make).
Sebenarnya causative verb ini sama saja jika dikatakan kata kerja perintah.

B.  Problem
Berdasarkan latar belakang di atas,maka kami Merumuskan antara lain,Sebagai berikut:
Ø  Pengertian Causative Verb?
Ø  Rumus Causative Verb?
Ø  Cara penggunaan Causative verb Dalam Bentuk Passive and Active?


















BAB II
DISCUSSION

   A. Pengertian Causative Verb
causative verbs adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan bahwa subject tidak bertanggungjawab langsung terhadap aksi yang terjadi melainkan seseorang atau sesuatu yang lain yang melakukan aksi tersebut.
Causative verbs ( have, get, make, force, let, allow, permit, help, cause, enable, require, etc.) digunakan untuk mengekspresikan bahwa subject kalimat menyebabkan object kalimat melakukan suatu action (bentuk active) atau menyebabkan object kalimat dikenai suatu action (bentuk passive). Dalam bentuk active, action dilakukan oleh object kalimat.

B.   Fungsi & Rumus Causative Verbs
                                           Kalimat Causative Verbs terbagi menjadi 2 macam, yaitu active dan passive. Pada kalimat active causative verbsagent yang mengerjakan aksi diketahui. Sebaliknya, pada kalimat passive causative verbs, agent biasanya tidak disebutkan.
                         
Adapun Fungsi Dan Rumus secara umum sebagai berikut:
Verb
Fungsi
Rumus Active & Passive Causative
Let
Membiarkan seseorang melakukan sesuatu.
Active:
S+let+agent+action verb(bare infinitive)+…
Make
Memaksa atau sangat menyakinkan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Active:
S+(make-made)+agent+action verb(bare infinitive)+…
Have
Memberikan wewenang kepada seseorang untuk melakukan sesuatu;
ingin sesuatu dilakukan oleh seseorang;
pengalaman.
Active:
S+(have-had)+agent+action verb(bareinfinitive)+object
Passive:
S+(have-had)+object+action verb(V-3)
Get
Membujuk seseorang untuk melakukan sesuatu.
Active:
S+(get-got)+agent+action verb(to infinitive)+…
Passive:
S+(got)+object+action verb(V-3)

Dalam bentuk passive, action pada umumnya tidak dilakukan oleh subject kalimat, walaupun kadang-kadang action tersebut juga bisa dilakukan oleh subject kalimat. Bentuk passive tidak menonjolkan siapa pelaku dari action tersebut, melainkan lebih menonjolkan pada terjadinya suatu action.

    Adapun rumus yang sebenarnya mudah untuk dimengerti antara lain:
Aentuk Active:
1
Subject + causative verb + object + verb1 + …
2
Subject + causative verb + object + infinitive + …
Bentuk Passive:
3
Subject + causative verb + object + verb3 + …
causative verbs sering sekali di buat pertanyaan untuk soal Snmptn, toefl dan tes lainnya,karena kata kerja ini mempunyai pola tertentu dan jika anda tidak hafal atau mengerti dengan pola tersebut anda akan sangat kesulitan menentukan jawaban yang benar. oleh karena itu kami akan mencoba untuk menjelaskan pola itu dan memberikan cara mudah untuk belajar causative setence.
NOTE:
·       Causative verbs bisa dalam sembarang tensis, tergantung pada konteks yang ingin diekspresikan.
·       Verb1 adalah verb dasar (simple form verb), yaitu verb yang  tidak diimbuhi e/es, atau -ing, misalnya: clean, buy, study, etc.
·       Infinitive adalah to + verb1, misalnya: to clean, to buy, to study, etc.
·       Verb3 adalah past participle, misalnya: cleaned, bought, studied, etc.
·       Hanya 4 dari causative verbs di atas yang bentuk active-nya menggunakan pola 1. Do you know which ones?











C.  Causative Verb Pada Struktur Active dan Passive
Adapun Example Causative Verb Pada  struktur Active dan passive ,Antara Lain Yaitu :
Rumus
Verbs
Contoh Causative Verbs
Active Causative Verbs
have-had
Lala had her friend take her result test.
The student had the teacher speakslowly.
get-got
She got her parents to buy her a tennis racket.
The boy got his cat to chase a mouse.
make-made
The woman made her daughter eat up the tomatoes.
The manager makes her staff workhard.
Let
My father lets me choose my own future carrier.
The shepherd lets his sheep graze in the meadow.
Passive Causative Verbs
have-had
had my house renovated last week.
He had his book returned as soon as possible.
get-got
Teddy got the money saved in the bank.
Yulia got her bedroom cleaned.


D.Beberapa Yang Termasuk Causative Verb
Adapun yang termasuk Causative Verb,Antara Lain:
have/has                   had                       make                     allow   
ask                                       
 asked                   force           permit           
get                            
 got                       let                          help, etc





            Adapun Pembahasan diantara beberapa contoh di atas,kami hanya membahas yang familiar saja,yaitu :
a.       Help
Kata kerja ini bisa di pakai dengan rumus S + V + N + Bare-infinitive  atau S + V + N + Bare (to)- infinitive. Bentuk pasif selalu menghendaki to-infinitive. EXAMPLE:   You can help push the car.
                            He helped them build  the house.
                            He helped them to build the house.
                            They were helped to build their house.
b.      Make
Kata kerja ini bisa di pakai dengan rumus S + V + N + Bare-infinitive. Kalau dipasifkan, maka to-infinitive mesti di pakai.EXAMPLE:
                           He made the boy finish his work.
                           The boy was made to finish his work.
c.       Let
Kata kerja ini bisa di pakai dengan rumus S + V + N + Bare-infinitive. Kalau dipasifkan, maka to-infinitive.Bentuk pasif tidak bisa.
EXAMPLE:                            I’II Let them stay a while.
                                                They were let (to) stay a while.
d.      Have
Kata kerja ini bisa di pakai dengan rumus S + V + N + Bare-infinitive atau Bentuk –ing atau bentuk –en.Bentuk pasif tidak mungkin.
 EXAMPLE:                           he had them come early.
                                                He had them all singing.
                                  He had all the prisoners punished















Contoh Soal Causative Verb
1. As i was talking to a client when my phone rang , I had_____________
a. to answer                      b. answering the call               c. asked to answer the call
d. answered to call               e. My secretary answer the call
2.  My radio is broken. i will get someone _____________ it
a. repaired                    b. to repair                           c. has repaired it
d has to repair                                                 e.to do it for someone
3. The govermet will make the businessman ___________ his loan
a. pays                     b. pay                  c. would pay                   d. to pay
4. The customer had the shoes ___________ before six o'clock in the evening.
a delivers             b. deliver                 c. Delivered           d. Delivering

              untuk menjawab soal dia atas mungkin anda harus mengarikannya terlebih dahulu  atau menebak jika balum tau cara mudah untuk menjawabnya.
     1. Menjawab no 1 kata kuncinya adalah I had berarti bisa pola ke 1 dan 3, liat pilihan jawannya polanya adalah setelah had maka  harus di ikuti oleh object dan object itu harus person. pada soal no 1 , hanya jawaban e yang mengandung object yaitu my scretary   maka jawabannya yang benar adalah yang E.

          2. Lalu untuk no 2 kata kuncinya I will get someone  sudah jelas ini masuk ke pola ke 2 karena memakai kata get, oleh karena itu menurut pola setelah get objek lalu to infinitive maka sudah pasti jawabannya B

          3. untuk jawaban yang ke 3 katra kuncinya will dan businessman , sudah pasti masuk pola yang ke 2
karea ada will, karena sudah ada will dan objek maka yang di butuhkan kata kerja to infinitive, oleh karena itu jawabannya Dtanpa harus anda mengartikannya.

            4. lalu soal no 4 kata kuncinya had dan the shoes (objek kata benda), maka sudah dapat di pastikan masuk ke pola ke 3 maka jawabannya verb III yaitu 





BAB III
PENUTUP

A.Conclusion
Causative verbs are used to indicate that one person causes another person to do something for them.( Katakerja Yang menyebabkan digunakan untuk menunjukkan bahwa orang lain penyebab seseorang untuk lakukan sesuatu  (yang) untuk mereka).
Adapun rumus dari Causative verb antara lain:
Aentuk Active:
1
Subject + causative verb + object + verb1 + …
2
Subject + causative verb + object + infinitive + …
Bentuk Passive:
3
Subject + causative verb + object + verb3 + …

Kalimat Causative Verbs terbagi menjadi 2 macam, yaituactive dan passive. Pada kalimat active causative verbsagentyang mengerjakan aksi diketahui. Sebaliknya, pada kalimatpassive causative verbs, agent biasanya tidak disebutkan.
Letmakehave, & get merupakan causative verbs yang umum digunakan, ada yang menggunakan action verb berupa bare infinitive/infinitive without to dan ada pula yang to infinitive.
B.  Suggestion
Dalam memahami bhs.inggris hendaknya kita bersifat inklusif dengan hal-hal yang berkaitan dengan bhs.inggris dapat menjadikan kita dinamis dan terbuka untuk memperluas wawasan kita tentang bahasa inggris itu sendiri.












DAFTAR PUSTAKA


Alwasilah, A.Chaedar, Kaji Ulang Bahasa Inggris,Bandung: Angkasa, 1993.

 Thomson, A. J. and A.V. Martinet. 2003. A Practical English Grammar, OxfordUniversity Press